Pages - Menu

Senin, 02 Maret 2015

INSOMNIA BAGIAN I


Ini mata kenapa nggak mau merem juga?
Haaah~
Kepalaku pening, badanku pegel, dan aku kedinginan!
Tapi kenapa kedua mataku tak hentinya menyiksa?
Ah, kata-kataku sedikit keterlaluan memang. Tapi, hei, benar kok, apa yang sepasang kelereng hitam itu lakukan hampir setiap malam sangatlah menyiksa! Bagaimana tidak? Mereka sering mempermainkanku! Membuatku harus tetap menyala hingga jam dua pagi. Analoginya, kalau itu lampu, udah pasti kedap-kedip akibat terputusnya arus listrik yang disebabkan oleh kawat yang bermuatan arus positif dan negatif bersentuhan sehingga terjadi hubungan pendek alias korsleting. Doooh, perkataanku tadi jenius sekali ya. Well, yeah, kalimat itu ku contek dari KBBI. So, jangan heran...

Kelakuan yang buruk itu bikin aku sering berpikir yang hooh-hooh. Apalagi didukung sama nyanyian burung yang seakan memanggil namaku. Disapu dingin oleh angin malam yang seakan mencengkram tubuhku. Oh, semua itu membuatku berteman dekat dengan suparno, suparmin, suparjo, lan supados kowe ngati-ati nglakoni urip. Halah!

Ini membuatku sering kewalahan.

Aku juga terkadang takut kalau ini berganti menjadi kebiasaan. Bagaimana jika aku hanya bisa tertidur di jam segitu? Apa yang lebih menakutkan selain jam mimpi kita berkurang? Ada banyak hal tentu. Mataku jadi menyamai panda. Kulitku jadi berkeriput mirip orang tua. Badanku jadi malas karena kurang tenaga. Intinya, tubuhku nggak sehat. Dan aku bisa mati mendadak. Hm, untuk kalimat terakhir sih emang udah kodrat kita, jadi abaikan abaikan.
Lalu ku pikir-pikir lagi, apa sih yang bikin aku terkena gejala begitu.

Sebelum itu mari berkenalan dengan apa yang dimaksud dengan insomnia.

Insomnia adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur walaupun ada kesempatan untuk itu. Gejala tersebut biasanya diikuti gangguan fungsional saat bangun. (Wikipedia)

Deskripsinya hampir sama dengan yang di bawah ini.

Insomnia adalah adalah gejala kelainan dalam tidur berupa kesulitan berulang untuk tidur atau mempertahankan tidur—walaupun ada kesempatan untuk itu. Biasanya insomnia disebabkan oleh gangguan di dalam waktu dan mekanisme tidur dan perilaku yang tidak sehat (seperti tidak teratur jam tidur, seringnya begadang dan penggunaan kafein). (Web Utami Yuniarty, 2009)

Kedua pengertian di atas masih bisa ku pahami dan ku toleransi dengan baik. Tapi beda dengan pengertian di bawah ini.

Insomnia n Dok keadaan tidak dapat tidur karena gangguan jiwa. (KBBI)

Gitu.
Iya, gitu doang.
Nggak ada keterangan lain. Hanya memberikan penjelasan karena gangguan jiwa. Apa nggak nancep banget?
Jadi apa yang nggak lebih buruk dari masalah kejiwaan? Oke, sampai segini saja, mentalku sudah sangat diuji.

Insomnia bukan suatu penyakit, tetapi merupakan suatu gejala yang memiliki berbagai penyebab, seperti kelainan emosional, kelainan fisik, dan pemakaian obat-obatan. (Wikipedia)

Aku emang sering pakai obat-obatan. Tapi obat untuk batuk. Itu aja. Udah. Yang bentuknya syirup dan ada rasa mint yang bikin tenggorokan adem.

Sulit tidur sering terjadi, baik pada usia muda maupun usia lanjut; dan seringkali timbul bersamaan dengan gangguan emosional, seperti kecemasan, kegelisahan, depresi atau ketakutan. Kadang seseorang sulit tidur hanya karena badan dan otaknya tidak lelah. Dengan bertambahnya usia, waktu tidur cenderung berkurang. Stadium tidur juga berubah, dimana stadium 4 menjadi lebih pendek dan pada akhirnya menghilang, dan pada semua stadium lebih banyak terjaga. Perubahan ini, walaupun normal, sering membuat orang tua berfikir bahwa mereka tidak cukup tidur.
Pola terbangun pada dini hari lebih sering ditemukan pada usia lanjut. Beberapa orang tertidur secara normal tetapi terbangun beberapa jam kemudian dan sulit untuk tertidur kembali. Kadang mereka tidur dalam keadaan gelisah dan merasa belum puas tidur. Terbangun pada dini hari, pada usia berapapun, merupakan pertanda dari depresi. Orang yang pola tidurnya terganggu dapat mengalami irama tidur yang terbalik, mereka tertidur bukan pada waktunya tidur dan bangun pada saatnya tidur. (Wikipedia)

Baik, aku perjelas dulu, usiaku masih terbilang remaja, yakni kepala dua. Errr, itu masih masuk ke kategori remaja bukan? Ah, bodo. Aku masih tergolong usia muda, itu yang terpenting. Aku memang sering cemas dan gelisah. Tapi nggak untuk depresi dan takut. Aku menjalani hidupku dengan cara yang menurutku menyenangkan, dan itu membuatku bahagia.

Lalu jika itu merupakan pertanda dari depresi. Lalu aku harus bagaimana?

Oke, pertanyaanku tadi belum bisa ku jawab seakarang. Kita lanjut dulu,

Penderita insomnia memiliki satu atau lebih gejala berikut:
1. Sulit untuk tidur
2. Sering terbangun di malam hari dan sulit untuk tidur kembali
3. Bangun terlalu pagi
4. Merasa lelah setelah bangun tidur (Web Dokter kita)

Gejala insomnia adalah susahnya seorang individu untuk jatuh ke dalam tidur, sehingga terjadi peningkatan waktu antara tidur. Sulitnya mempertahankan tidur dan tidak dapat tidur secukupnya mengakibatkan seorang pasien terbangun sebelum dia mendapatkan tidur yang cukup. Gangguan dari siklus tidur dapat disebabkan oleh irama sikardian (gannguan dalam irama tidur bangun) yang terganggu karena jet-lag atau pekerjaan.  Hypersomnia atau tidur yang berlebih adalah gejala dari kurangnya kualitas dari tidur seseorang sehingga seringkali dibutuhkan waktu tidur yang lebih lama dari normal. Beberapa gejala lain dari gangguan tidur adalah tidur berjalan (sonambulisme) dan mimpi buruk (nightmares). (Web Utami Yuniarty, 2009)

lanjut ke postingan berikutnya yeaaa~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar